Selasa, 08 Januari 2019

AWAN BERBAHAYA

AWAN YANG BERBAHAYA BAGI PENERBANGAN

1. Awan Pancake atau UFO

Awan ini terdapat di daerah puncak gunung dan dataran tinggi. Bentuk yang mirip seperti roti pancake atau piringan UFO ini, membuat awan ini dijuluki demikian.
Meski memiliki bentuk yang indah, namun awan ini sungguh berbahaya. Di daerah sekitar awan ini sering terjadi embusan angin yang kuat dan kencang.
Embusan kuat inilah yang membuat bahaya bagi pesawat yang sedang melintas di sekitarnya. Bila pesawat nekat untuk melintas di sini, maka besar kemungkinan pesawat justru akan oleng dan hilang kendali.

2. Awan Morning Glory

Sering disebut roll cloud atau awan gulung, awan ini termasuk dalam fenomena meteorologi yang sangat langka.
Peristiwa ini pernah terlihat di banyak lokasi berbeda di seluruh dunia, namun biasanya dapat diamati di Teluk Carpentaria, Australia.
Gulungan awan yang panjangnya dapat mencapai 1.000 km (hampir sepanjang Pulau Jawa), tinggi dapat mencapai 1-2 km, tapi kadang hanya sekitar 100-200 m dari atas permukaan bumi.
Awan ini dapat bergerak dengan kecepatan hingga 60 km/jam. Umumnya formasinya hanya terdiri dari satu awan. Namun, terkadang bisa mencapai hingga delapan gulungan awan.

3. Awan Mammatus

Awan ini terbentuk akibat adanya fenomena dimana awan di langit mempunyai bentuk seperti balon terbalik, bergelombang dan terlihat sangat lembut, dan halus.
Awan ini terbentuk dari banyak macam formasi kristal air di awan yang membentang sejauh ratusan kilometer. Ada banyak sekali mekanisme dalam terbentuknya awan ini.
Meski awan ini mempunyai rupa yang indah, perlu diwaspadai bahwasanya awan ini merupakan tanda akan datang keburukan, yakni cuaca yang ekstrem atau akan datangnya badai.

4. Awan Cumulonimbus


Awan ini merupakan awan populer yang ada di dunia penerbangan. Awan berbentuk tebal vertikal yang menjulang tinggi, padat, mirip dengan gunung atau menara.
Bagian ujung awan ini berserabut, terlihat terbagi atas berjalur-jalur dan hampir rata, lebarnya mirip bentuk landasan pacu yang disebut anvil head.

 

 


 


 

FASE FASE PENERBANGAN PESAWAT TERBANG

FASE DASAR PENERBANGAN PESAWAT TERBANG 

Dalam dunia penerbangan pesawat terbang, dikenal beberapa fase dasar dalam suatu penerbangan khususnya pesawat fixed wing yaitu take-off, climb, cruise, descend kemudian landing.



1. Taxi
Pada saat di bandara, pesawat melakukan
taxi (bergerak di darat) dengan mengikuti garis kuning dari apron (tempat parkir pesawat) dan memasuki runway (landas pacu) dan mengambil posisi untuk take-off. Kecepatan taxi itu sendiri dibatasi untuk menghindari tergulingnya pesawat saat berbelok dan menabrak dengan pesawat lain.


 2. Take-off
     Setelah pesawat melakukan taxi dan sampai di runway pada posisi siap take-off, mesin pesawat diposisikan pada daya yang tinggi dan mendorong/menarik pesawat bergerak maju hingga kecepatan tinggi tertentu untuk transisi dari darat ke udara. transisi dari darat ke udara tersebut disebut dengan take-off atau lepas landas. Kecepatan take-off dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti berat pesawat, desain sayap, kondisi udara, penggunaan flap dan slat. Pada umumnya, semakin berat pesawat, kecepatan dan jarak take-off yang dibutuhkan semakin besar. Adapun head wind atau angin dari arah depan pesawat dapat mengurangi kecepatan yang dibutuhkan untuk take-off, sehingga take-off disarankan untuk melawan arah angin atau head wind. Sedangkan side-wind atau angin dari arah samping pesawat disarankan untuk dihindari karena mengganggu stabilitas pesawat.
3. Climb
     Fase selanjutnya adalah climb, yaitu pesawat menuju pada ketinggian tertentu untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal/cruise. Untuk naik pada ketinggian tersebut, pesawat terbang meningkatkan lift/gaya angkat dengan cara meningkatkan angle of attack/sudut serang dan meningkatkan daya pada mesin untuk mendapatkan gaya dorong yang berakibat pada naiknya kecepatan hingga gaya angkat melebihi berat pesawat.
4. Cruise
     Cruise adalah keadaan terbang dimana pesawat menggunakan bahan bakar paling ekonomis dan kondisi desain yang optimal secara teknis. Fase ini memiliki durasi yang paling lama selama perjalanan di udara maupun melakukan misi hingga sampai di tujuan. Saat cruise, pesawat bergerak dalam kondisi kecepatan dan ketinggian yang relatif konstan, hanya saja berubah arah haluan/heading yang mana gaya angkat sayap akan sama dengan berat pesawat.
5. Descent
     Setelah pesawat mendekati runway untuk mendarat, pesawat melakukan descent, yaitu pesawat melakukan pergerakan turun dengan kecepatan konstan dengan mengatur daya mesin maupun pitch. Adapun sudut descent secara umum adalah tiga derajat menuju bandara. Kondisi descent menuju bandara ini disebut dengan istilah approaching. Akhir dari approaching itu sendiri adalah pengambilan posisi untuk landing.
6. Landing
     Landing adalah fase terakhir pada penerbangan. Setelah posisi landing diperoleh, pesawat berusaha menurunkan kecepatan serendah mungkin supaya dapat menyentuh runway sehalus mungkin. Penurunan kecepatan tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan flap maupun speed brakes pada pesawat yang besar. Penurunan kecepatan tersebut dapat juga dibantu dengan memanfaatkan kondisi head-wind seperti pada take-off. Kondisi pesawat saat menyentuh darat disebut juga dengan touch down. Adapun setelah landing, pesawat kembali melakukan taxi untuk menempatkan diri di apron.

TEGANGAN PADA PESAWAT

5 TEGANGAN UTAMA PADA PESAWAT TERBANG 

1. Tension stress ( tegangan tarik) 
Tension atau regangan adalah keadaan yang diakibatkan karena adanya pengaruh gaya yang saling ditarik berlawanan arah menuju luar dari benda. Contoh dari tension pada badan pesawat adalah pada saat mesin mendorong badan pesawat kedepan dan tekanan udara mendorong pesawat kebelakang. Pada saat kondisi tersebut,struktur pesawat mengalami tension. Kekuatan regangan suatu bahan diukur dengan satuan psi atau N/m atau sama dengan dimensi tekanan,sedangkan untuk perubahan panjang atau perubahan regangannya diukur dalam satuan meter atau centimeter.



2. Compression stress ( tegangan tekan )
Compression atau tekanan adalah keadaan yang diakibatkan karena adanya pengaruh dua gaya yang saling mendorong dengan arah yang berlawanan kedalam benda. Satuan untuk  compression adalah sama seperti tension yaitu psi atau N/m.



3. Torsion stress ( tegangan puntir)
Torsion atau puntiran adalah keadaan yang diakibatkan karena adanya perngaruh dua gaya yang saling memutar benda dengan arah yang berlawanan. Contoh torsion dalam struktur pesawat adalah saat pesawat sedang terbang,mesin bagian kanan dan kiri memiliki momen gaya yang saling memutar berlawanan arah dan menyebabkan terjadinya torsi atau puntiran.



4. Shear stress ( tegangan geser / gunting )

Shear atau pergeseran adalah keadaan dimana antara dua benda yang saling bertumpukan bergeser akibat gaya yang berlawanan arah yang saling menarik keluar. Salah satu contoh pergeseran pada struktur pesawat adalah letak dua plat yang dirivet atau disambung.






5. Bending stress ( tegangan bengkok )
Bending atau kombinasi semua regangan dan tegangan adalah keadaan dimana sebuah benda mengalami regangan dan juga tegangan secara bersama-sama. Bending ini nanti yang paling banyak terjadi pada struktur pesawat,sehingga hampir semua pelajaran tentang maintenance,tentang analisis struktur di perkuliahan,dan sebagainya lebih fokus mempelajari bending ini atau yang lebih terkenal nantinya pada saat belajar material adalah mempelajari regangan vs tegangan. Hampir sebagian besar struktur pesawat mengalami bending seperti bagian sayap,fuselage,dan sebagainya.